Dakwah, Pengobatan, Tausiyah

  • Breaking News

    Seperti Apa Makrifat itu ?

    Galih Gumelar  - Seperti Apa Makrifat itu ? - Artikel ini adalah penambah wawasan saja agar kita tahu Apakah Makrifat itu? , semoga saja pembahasan yang dilansir dari beberapa sumbe ini bisa menambahkan wawasan kita mengenai Makrifat. Ternyata makrifat bisa diartikan suatu kondisi tersingkapnya semua rahasia ketuhanan. Menurut beberapa sumber, Insya Allah akan mudah untuk memahami pemaknaan arti makrifah jika kita berusaha memahaminya secara berurutan dari awal. Menurut sumber tersebut kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar istilah-istilah seperti: Syari’at, Thoriqat, dan Hakikat. Dengan demikan biasanya mereka yang pernah mendengar ketiga istilah tersebut sangat mungkin mendengar istilah Makrifat/Ma’rifah. 

    Kita pahami maksud 3 istilah sebelumnya, tentang syariat, thoriqat, dan haqiqat. Syariat sendiri adalah aturan agama yang meliputi semua unsur yang ada, entah aturan aqidah (Tauhid) aturan ibadah & muammalah (Fiqih) maupun aturan akhlak (Tasawuf). 

    Setidaknya ketiga aturan main tersebut akan kita sebut saja dia adalah syariat agama. Dalam kehidupan kita ketiga aturan tersebutlah yang akan kita jalankan. Entah aturan yang ada dalam hati kita berupa aqidah, maupun ibadah dan muammalah, serta akhlak. Mereka yang memahami dan mengetahui dengan jelas semua aturan yang diajarkan dalam agama maka kemudian disebutkan dengan sebutan ahli syariat. Jadi yang dinamakan ahli syariat bukan hanya mereka yang menguasai masalah ibadah dan muammalah (fiqih) sahaja. Namun semua aturan dalam agama. Tujuan dari semua aturan-aturan tersebut kemudian yang berujung kepada pendekatan kepada ilahiyah. Mereka yang mengamalkan semua aturan tersebut atau sebagian nya sebenarnya sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pendekatan diri inilah yang kemudian kita sebut dengan istilah thoriqah. Thoriqah sendiri artinya adalah “jalan” atau tepatnya jalan menuju Allah.

    Orang yang memahami syariat (aturan agama) kemudian mengamalkan nya maka itulah maksud dari orang yang berjalan (bethoriqat) menuju Allah SWT. Pelaksanaan nya tentu mungkin setiap orang berbeda-beda, ada yang menyibukan diri dengan zikir, sholawat, ibadah lainnya. Dan pelaksaan dalam kehidupan real juga berbeda-beda, namun tetap satu sesuai dengan aturan agama (syariat). Jika kita umpamakan syariat adalah ilmu, maka thoriqat adalah amaliyah dari ilmu itu sendiri. 

    Orang tidak mungkin bisa beramal (sesuai tuntunan agama) kecuali dia mengetahui aturan atau tatacara nya. Jadi seseorang tidak mungkin masuk kepada kedudukan thoriqat kecuali dia mencicipi akan syariat. Itulah kenapa ulama-ulama yang membahas tentang itu mengumpamakan seperti buah kelapa. Syariat adalah kulitnya, thoriqat isinya, sementara hakikat adalah minyaknya. Orang tidak mungkin bisa mendapatkan minyak dari kelapa kecuali dia mengupas kulitnya, dan mengulah isinya.

    Adapun haqiqat adalah buah/hasil yang Allah berikan kepada hambanya yang telah mengamalkan akan ilmu syariat tersebut. Atau dalam bahasa sederhananya adalah ilmu+amal=haqiqat, atau bisa juga syariat+thoriqat akan menuju kepada haqiqat. Ini sesuai dengan janji Allah: 

    “Bertaqwalah kepada Allah nicaya Allah akan mengajar kamu.” (Al Baqarah: 282). 

    Taqwa disini adalah ilmu dan amal, syariat yang dijalankan (thoriqat). Inti taqwa adalah aturan agama kita jalankan, kita taati, kita laksanakan. Dan itu terletak pada maqam syariat dan thoriqat. Nah buah/hasil dari taqwa itu sendiri adalah pemberian tuhan, berupa rasa dan pengetahuan tentang haqiqat rahasia ketuhanan. Bagaimanakah haqiqat itu, haqiqat murni karunia Allah kepada hamba-hambanya yang bertaqwa. 

    Haqiqat itu tidak diajarkan oleh seorang guru, guru hanya mengajarkan syariat dan melakukan bimbingan thoriqat, sementara hasilnya berupa haqiqat itu pemberian tuhan. 

    Makrifat Itu Tidak bisa di dapatkan hanya dengan Ilmu atau Wirid (amalan). Seseorang yang menuntut ilmu agar mendapatkan atau terbukanya haqiqat, maka dia tidak akan pernah menemukan haqiqat. Begitu juga orang yang beribadah, beramal untuk mendapatkan haqiqat, tidak akan bisa menemukan haqiqat. Kenapa? Bagaimana mungkin dia akan sampai kepada maqam haqiqat, sementara dalam syariat saja dia lelai/salah. Dia tidak paham bahwa haqiqat dan makrifat itu bukan Allah. Ibadahnya bukan karena Allah, melainkan karena haqiqat atau makrifat. Jauh dari maqam ikhlas apalagi ihsan. Ini seumpama ada pengetahuan “barang siapa sholat ini itu dengan ikhlas maka dia akan tuhan beri ini itu”. Lalu kemudian dia sholat supaya mendapatkan ini itu, mungkin tidak dia mendapatkan nya? Sementara syarat untuk mendapatkan nya dia abaikan. 

    Orang yang mendapatkan/terbukanya pintu haqiqat adalah mereka yang menuntut ilmu (menuntut syariat) dan mengamalkan ilmu (berthoriqat) karena Allah. Bukan mereka yang menuntut ilmu atau mengamalkan ilmu agar mendapatkan maqam haqiqat.

    “Bertaqwalah kepada Allah nicaya Allah akan mengajar kamu.” (Al Baqarah: 282) 

    Insya Allah anda akan paham kedudukan haqiqat. Ahli Makrifat Adalah Orang Yang Mengumpulkan Syariat, Thoriqat, dan Haqiqat. Mereka yang mengumpulkan ketiga unsur di atas yang dimaksud dengan ahli makrifat/ma’rifah. Makfirat itu hal, keadaan, atau kondisi seseorang hamba yang tuhan berikan kepada nya. 

    Terakhir kita umpamakan gula yang rasanya manis. Kita mengetahui bahwa gula rasanya manis, bukan berarti kita merasakan akan haqiqat sesungguhnya rasa manis. Untuk bisa merasakan rasa manis kita harus memakan makanan yang terasa manis seperti gula tadi. Barulah setelah kita memakan nya kita akan mengetahui haqiqat manis itu seperti apa?. Nah kondisi atau keadaan mereka yang telah mampu merasakan rasanya manis itulah perumpamaan makrifat. Sepandai apapun orang yang pandai menulis dan berbicara tentang haqiqat manis, dia tidak akan mampu membuat mereka yang membaca atau mendengarkan bisa merasakan manis itu sendiri. Kecuali orang yang mendengarkan tersebut telah memakan makanan yang rasanya manis. Begitu juga mereka yang sudah merasakan, atau terbuka pintu haqiqat. Dia hanya bisa menjelaskan ala kadarnya dan membimbing muridnya untuk bisa merasakan yang namanya makrifat.

    Wallahu 'alam. Semua kebenaran adalah Milik Allah SWT.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Al - Quran

    Kisah

    Promo