Galih Gumelar .com - Berumahtangga bukanlah suatu hal yang mudah seperti halnya membalikan kedua telapak tangan. Jika tidak hati-hati dalam menitinya, ia akan menjadi bagian dari sebuah penderitaan yang tiada bertepi bagi siapa pun yang menjalaninya. Perhatikan firman Allah SWT. berikut: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]:14).
Ayat di atas menjelaskan, bisa jadi pasangan yang telah kita pilih untuk mendampingi hidup kita dan anak-anak yang dilahirkannya menjadi musuh bagi diri kita. Seorang suami yang seharusnya menjadi seorang pemimpin di keluarga, malah menjadi koruptor karena bujukan istrinya. Kehormatan ayah dan ibu hancur karena perilaku dan akhlak buruk anak-anaknya. Untuk itu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memohon kepada Allah dengan segala kelemahan diri agar Ia menolong dan mengaruniai kita pendamping terbaik dan anak-anak shalih dan shalihah.
Doa yang diajarkan Allah adalah: "Wahai Tuhan kami! Karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang memelihara dirinya (dari kejahatan)" (QS. Al-Furqan [25]:74). Ciri-ciri dari yang dimaksud oleh doa itu adalah istri yang menyejukkan ketika dipandang; dapat menjadi teladan; tidak pernah memperlihatkan wajah yang muram durja; tidak berbicara ketus dan rona wajahnya tidak menyeramkan. Akhlaknya akan terlihat jauh lebih indah dibanding kecantikan wajah dan tubuhnya.
Akhlaknya akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari, baik terhadap suami maupun orang lain di luar keluarganya (tetangga), seperti senantiasa hormat meski suaminya berumur sama dengannya, atau senantiasa menghargai siapa pun yang ia temui termasuk anak kecil sekalipun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terasa menyejukkan, bersih dan tidak pernah ada yang melukai. Oleh karena itu, meski ia terus beranjak tua dan berubah karena perjuangannya dalam melahirkan dan membesarkan anak-anaknya, namun ia akan tetap kelihatan cerah dan bersinar. Hal itu tiada lain karena cerminan hati yang senantiasa bersih dan bening.
Di samping itu, ia juga akan senantiasa bersyukur, menghadapi setiap kejadian dengan sabar dan yakin akan pelajaran dari Allah. Istri seperti itu tidak pernah meminta hal yang menjadi ketidakmampuan suaminya. Ia juga akan senantiasa memohon izin kepada suaminya untuk melakukan apa pun yang akan ia kerjakan. Hal di atas tidak hanya berlaku bagi para suami atau siapa pun yang berkehendak untuk menjadi suami, melainkan juga buat para istri atau yang berkehendak menjadi seorang istri. Pernikahan bagi mereka harus menjadi sebuah pelatihan guna meningkatkan kehati-hatian.
Siapa pun yang berkehendak menuju momen ini, sangat dianjurkan untuk terus senantiasa berdoa dengan doa termaktub di atas. Calon suami yang baik dan senantiasa dapat membimbingnya harus menjadi bagian dari doa yang dimohonkannya kepada Allah, karena suami seperti itulah yang akan mendatangkan kebahagian yang hakiki bagi seorang istri. Suami demikian akan memperhatikan apa pun yang diinginkan oleh istrinya. Istri akan menjadi orang spesial dalam benak dan kehidupannya. Suami seperti itu akan senantiasa bersih ketika mau berhadapan dengan istri dan memanggil dengan panggilan terbaik.
Jika kondisi istri berubah secara fisik, karena perjuangannya mengurus rumah tangga, ia akan menghiburnya dengan keuntungan-keuntungan di akhirat. Ia juga akan menutup kejelekan-kejelekan yang dimiliki oleh istrinya, serta merasa terus tertuntut untuk melakukan kewajiban yang benar. Derajat suami ditentukan oleh perjuangannya menjadi pemimpin rumah tangga, sehingga ia akan terus menuntut dirinya untuk senantiasa menjadi teladan yang baik bagi keluarga yang dipimpinnya.
Seorang suami pilihan Allah tidak pernah mau jadi beban bagi istrinya. Ia akan senantiasa memuji dan membuat istri senang, menjadikan kekurangan istrinya menjadi ladang amal untuk berlapang hati dan membantunya selalu berjuang untuk memperbaiki diri. Ia juga akan selalu berlapang dada bertukar pikiran membahas masalah-masalah yang ada di keluarganya dengan adil.
Pada malam hari, ia akan mengajak istrinya untuk bermunajat menghadap Allah bersama-sama, meminta kepada Allah sebuah keluarga yang mendapatkan perlindungan-Nya. Yakni, pada saat tiada lagi perlindungan lain selain hanya dari-Nya dan mendapatkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, bahagia di dunia dan akhirat. Rahasia dari semua itu adalah perjuangan maksimal memiliki ilmu tersebut. Ilmu inilah yang akan membangun kebahagiaan di rumah tangga. Dengan ilmu ini, seorang suami atau istri akan berbuat apa pun dengan penuh keikhlasan dan merasa ridha dalam melayani dan berkhidmat terhadap pasangannya masing-masing. Waallahu A'lam.
Artikel yang bagus ustadz, cocok untuk saya yang mau berumah tangga, hatur nuhun..!
BalasHapus