Galih Gumelar .com –Melempar Jumroh adalah salah satu wajib haji dari satu rangkaian ibadah haji, andaikan tidak melaksanakannya akan dikenakan dam, namun jika jamaah berhalangan karena uzur, sakit, dan lainnya maka melempar jumroh bisa diwakilkan kepada orang lain, dengan syarat yang melakukan lemparan harus sudah melakukan lontaran untuk dirinya sendiri terlebih dahulu.
Ada tiga jumroh tempat ritual pelemparan yaitu jumroh Aqobah, jumroh Ula, dan jumroh wustha.
Dimusin haji melempar jumroh memerlukan perhatian khusus dan perlu tenaga ekstra. Sebaiknya para jamaah memperhatian petunjuk dari pembimbing haji masing-masing.
Beberapa tahun lalu besar jumroh tidak lebih dari layaknya sebuah tugu, akibatnya saat ritual pelamparan jumroh terjadi konsentrasi jamaah yang luar biasa dan sering menimbulkan banyak kurban karena saling berdesakan.
Namun sekarang lokasi pelamparan jumroh menjadi sangat nyaman. Pemerintah arab saudi telah menyulap lokasi pelemparan jumroh menjadi tempat yang indah dan nyaman. Jumroh dibuat mejadi tugu yang sangat lebar dengan bentangan 20 m.
Tempat pelemparan jumroh dibuat lima lantai yang dihubungkan dengan jembatan sepanjang 950 meter lebar 80 meter, diperkirakan dapat menampung 300.000 jamaah sekaligus saat melakukan pelemparan jumroh.
Jembatan yang ditengah-tengahnya terdapat jumroh ini memiliki 11 pintu masuk dan 12 pintu keluar, selain itu dilantai paling atas terdapat helipad jika diperlukan saat darurat. Untuk menambah kenyamanan jamaah, tempat ini juga dilengkapi sistem pendingin ruangan mutakhir yang dapat mempertahankan suhu pada 29 derajat Celcius. Fondasi jembatan dibangun kuat untuk menahan 12 lantai dengan kapasitas 5 juta jamaah jika diperlukan di masa depan.
Tidak seperti masa lalu, sekarang jamaah tidak boleh lagi istirahat, tidur, berkemah di sepanjang jembatan atau jalur pejalan kaki dalam keadaan apapun.
Dengan selesainya proyek jamarat ini, menjadi prestasi arsitektur yang unik yang diharapkan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan dan kecelakaan saat terjadi ritual pelemparan jumroh.
Hal yang menarik dalam proyek raksasa mina ini adalah :
- Jika jamaah datang dari salah satu pintu tidak mungkin bertemu dengan jamaah yang datang dari pintu lain.
- Untuk masuk ke area jumroh diberlakukan satu arah, hal ini untuk mencegah terjadinya pertemuan arus jamaah.
- Jamaah yang datang dari arah Mina (barat) otomatis akan masuk lantai pertama.
- Jamaah yang datang dari Mina selatan akan masuk ke lantai dua jembatan.
- Tingkat ketiga jembatan diperuntukkan bagi jamaah yang datang dari arah Mina pusat, (jalan Raja Fahd, dan juga dari lereng bukit Mina), dan keluarnya akan melalui eskalator ekstra besar atau tangga biasa.
- Lantai keempat jembatan dimaksudkan untuk jamaah yang datang dari arah Jl Raja Abdulaziz.
Ketika berada diarea jembatan jamarat, banyak fasilitas yang tersedia seperti dispenser air minum, toilet, keamanan, pos kesehatan, bahkan tempat mencukur rambut usai tahalul.
Jaringan kamera pengawas yang memonitor setiap sudut ruangan juga dipasang dan dihubungkan ke pos kendali keamanan untuk mengantisipasi layanan darurat jika terjadi kecelakaan. (Slamet Riyanto/jurnalhaji/republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar